Jumat, 24 April 2009

Guru Hiper

Nama panggilannya MD singkatan dari Mr Don plesetan untuk Don Yuan. Dia guru Sejarah kami. Dipanggil begitu karena matanya liar kalau melihat siswi2. Di luar kelas dia senang memandang siswi dan pandangannya sering ke arah dada dan kaki. Di dalam kelas dia sering berdiri menghampiri meja siswi, lalu matanya melirik kebawah mencoba melihat belahan dada si siswi. Atau duduk di depan dan mencari alasan untuk menunduk dan melihat paha2 siswi dikolong meja. Kalau memberi tugas atau ujian, dengan sengaja mendahulukan siswa agar segera keluar kelas, lalu berlama2 dengan siswi di dalam kelas. Biasanya siswi tercantik disisakan terakhir.

”Barangkali istrinya kurang cantik”, aku coba memberikan alasan perilaku MD
“Justru istrinya putih dan tinggi, masih muda. Beda sama MD yang pendek dan rambutnya sudah mulai rontok. Mereka sudah menikah tiga tahun tapi belum punya anak”, kata temanku.

Hari itu MD tidak memberikan pelajaran, anak2 senang. Guru lain datang menitipkan buku dari MD berisi bahan pelajaran untuk disalin atau difotocopy. Sepulang sekolah, sebagai ketua kelas, terpaksa aku ke rumahnya untuk mengantarkan absensi siswa dan buku PR anak2 sekelas untuk diperiksanya. Aku belum tahu rumahnya, tetapi tak ada teman yang bisa menemaniku. Akhirnya aku berputar2 sedikit menanyakan alamat rumahnya. Ternyata rumahnya lumayan jauh dan asri di daerah yang tenang.

Seorang wanita tinggi putih membukakan pintu. Ini pasti istri MD, pikirku. Istrinya bilang bahwa MD belum pulang, biasanya sebentar lagi pulang dan aku dipersilahkan menunggu. Daripada bulak balik yang cukup jauh, lebih baik aku menunggunya pulang.

Istri MD ramah dan menyajikan minuman buatku, lalu kami mengobrol sambil menunggu MD pulang. Suasana ruang tamunya membuatku risih. Ada kalender bergambar wanita berbikini, lalu patung wanita bugil, sedangkan di lemari buku agak dalam terlihat judul buku tentang pendidikan seks. Saat aku menumpang pipis ke kamar mandi, dinding kamar mandi berhias beberapa gambar wanita yang boleh dikata bugil karena pakaian dan bikininya transparan.

“Bapak maniak perempuan ya Bu?”, aku memberanikan bertanya untuk mengungkap rasa penasaranku terhadap MD. Bu MD melihatku, kelihatannya dia ragu untuk menjawab.
“Ya, memang dia kelihatannya hiper”, katanya. “Di kamarnya gambarnya lebih vulgar lagi”.
“Masa sih?”, aku penasaran.

Bu MD berdiri membuka pintu salah satu kamar. “Lihat saja sendiri”
Ternyata benar, di dinding kamarnya berhamparan gambar wanita bugil. Di dinding kamar mandi dalam, malahan gambar pria dan wanita sedang berhubungan seks. Lalu satu gambar close up penis sedang masuk ke vagina.
“Kok bisa dapat gambar seperti ini”, tanyaku
“Waktu dinas ke luar negeri, Bapak beli banyak buku porno”, jawab Bu MD

“Wah, ibu beruntung dong, punya suami yang hiperseks”, kataku
“hipernya dia itu bikin ibu risih, karena kalau dijalan matanya melirik kesana kemari mencari wanita cantik. Memang sih, bapak sering mengajak ibu berhubungan seks. Kadang2 sehari bisa beberapa kali. Tetapi karena energinya habis untuk fantasi dan menghayal, pas berhubungan cuma sebentar. Tidak sampai sepuluh menit dia sudah keluar. Dia asyik dengan dunianya sendiri”, Bu MD menunjukkan rasa kesal. Aku kaget dia bercerita itu kepadaku, mungkin saking kesalnya dia mengeluarkan isi hatinya.

“Jadi.. ibu belum pernah sampai orgasme?”, tanyaku hati2
“Belum”, jawabnya
“Kenapa tidak masturbasi saja?”, aku masih hati2 bertanya
“Iih ngapain? Mana enak..?”, katanya.

“Boleh saya bantu masturbasi Bu?”. Aduh! Kenapa aku bertanya begitu.

Bu MD melihatku. Dia berdiri dan berjalan kebelakang. Minum segelas air putih. Diam sejenak. Lalu kembali menemuiku. “Kalau kamu bisa, boleh..”, katanya pelan.

Aku kaget tapi senang. Bu MD memang benar2 putih dan tinggi.
Aku berdiri menghampirinya.”Harus pemanasan dulu Bu”, kataku.
“Ya, Ibu tahu”, katanya pelan.

Maka segera aku tuntun dia untuk merebahkan diri di lantai. Lalu mulai kulakukan pemanasan dengan mencium dan mempermainkan susu2nya. Dada dan susunya terlihat putih dengan puting merah muda. Saat kuhisap susunya, dia memejamkan mata. Saat itulah tanganku mulai bergerilya menyusup ke celana dalamnya, membelai sebentar lalu mencoba mencari itilnya. Bu MD menikmati sekali hisapan susu dan sentuhan itil. Cukup lama aku melakukan hal ini dan Bu MD mulai mendesah2.

Akhirnya aku copot celana dalamnya dan terlihatlah vagina merah muda merekah, dengan itilnya yang juga merah muda. Setelah menikmati pemandangan itu, aku dekatkan kepalaku mencium vaginanya. Menjulurkan lidah untuk menjilati vagina dan lubang vaginanya yang mulai basah. “aahh..” Bu MD mengerang cukup keras. Lama juga kujilati lidahnya dan dia masih terus menikmati.

“Ibu belum orgasme?”, aku bertanya. Dia menggelengkan kepalanya. Aku bingung.
“Tapi bapak sudah mau pulang”, aku takut bila terlalu lama Pak MD keburu pulang.
“Bapak pulangnya nanti sore, ada urusan ke departemen terus ke PGRI”, katanya sambil terengah2. Lho? Tadi pas aku datang disuruh nunggu karena sebentar lagi pak MD pulang, sekarang bilang masih lama. Jangan2 aku dijebak. Tapi peduli amat. Lagian penisku sudah ngaceng. Maka segera kucopot celana dan kuarahkan penis ke vagina Bu MD.

Bless.. penisku masuk ke vaginanya. Tanpa basa basi langsung kugenjot. Ternyata Bu MD balas menggenjot. Dan tak berapa lama aku digulingkan lalu dia duduk diatasku. Bu MD sangat agresif dan menggoyangkan pinggulnya dengan liar. Penisku seperti diputar2. Aku tak bergerak, hanya tanganku meraba dan meremas susunya.

“Aa.. aa.. aaahhh..”, Bu MD mengerang panjang menunjukkan bahwa dia sudah orgasme. Lalu tertelungkup diatasku. Segera kubalik dan kutindih tubuhnya, lalu kugenjot. Dengan sisa tenaga, bu MD coba menggoyangkan pinggul. Aku semakin terangsang dan mempercepat genjotan hingga maniku keluar. Ahh..
karena sudah lama tidak keluar, kurasakan maniku begitu kental dan banyak keluar di dalam vagina Bu MD. dan Bu MD mengangkat pinggulnya agar maniku tertumpah di ujung paling dalam lubang vaginanya.

“Terimakasih Dik, akhirnya ibu bisa merasakan nikmatnya ejakulasi”, katanya lemas dan puas
“Sama-sama bu”, jawabku sambil terus menciumi leher dan terkadang susunya.

Setelah membersihkan diri dan menitipkan absensi dan PR buat Pak MD, aku pamit pulang tanpa sempat bertemu Pak MD. Disepanjang perjalanan, aku kepikiran Bu MD. Kasihan dia, wanita yang hiper tetapi suaminya ejakulasi dini.

Sesampai di rumah ada surat buatku dari Maman. Isinya menyampaikan bahwa istrinya sudah melahirkan, dan untuk mengingatku, ada suku kata Jar pada nama anaknya. Maksudku anakku! aku sudah punya anak!

Aku jadi teringat Bu MD yang belum punya anak setelah tiga tahun menikah. Jangan-jangan…
Dan benar, beberapa bulan kemudian Pak MD dengan bangga mengumumkan bahwa istrinya hamil. Ada perubahan sikap pada Pak MD dimana matanya tidak liar lagi. Pada suatu kesempatan aku ke rumahnya lagi bersama temanku, di rumahnya sudah tidak ada gambar2 seronok wanita.

Saat melahirkan kami berkunjung kerumahnya. Anaknya perempuan dan terlihat cantik. Pak MD membangga2kan karena akhirnya dia punya anak dan anaknya cantik. Kulihat Bu MD sedang menyiapkan minuman. Aku menghampiri untuk membantunya menyajikan minuman.

“Selamat ya Bu, putrinya cantik sekali”, kataku.
Bu MD melihat sekeliling sebentar lalu berbisik, “itu anakmu”, katanya sambil tersenyum.
Ha?! Baru kelas 2 SMA aku sudah punya dua anak?!!..

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar