Minggu, 24 Mei 2009

seks perpisahan (2)

Selesai berpamitan dengan Bi Neneng (plus pengalaman seks utuh bersama) aku pulang dan menunda berkeliling pamitan dengan tetangga. Pagi itu aku banyak melamun mengenang nikmatnya seks utuh pertama.
Siang haru aku melanjutkan berkeliling ketetangga2 lain untuk berpamitan pindah ke Padang. Aku mulai dengan Kang Cecep. Disana aku bertemu Ceu Kokom yang kebetulan lagi mampir juga ke rumah Kang Cecep. Ceu Kokom sudah pindah rumah, tetapi beberapa hari ini menginap di rumah orangtuanya karena ibunya sedang ke rumah neneknya di Banjar.

Mengetahui aku pamit akan pindah, Ceu Kokom menawarkan untuk mampir kerumahnya dan makan siang disana. Karena memang lapar, aku setuju, sekalian aku pamitan pada keluarganya. Lalu Ceu Kokom dan aku bersama2 ke rumahnya.

“Baru jam dua belas. Adek dan bapak baru pulang jam setengah dua-an. Mau makan duluan atau mau nunggu?”, tanya Ceu Kokom. Karena ingin bertemuakhirnya kuputuskan untuk menunggu.

Tak lama, terdengar suara bayi. Rupanya bayinya Ceu Kokom. Karena ingin kenal, aku ikut melihat bayinya, seorang bayi laki2 yang montok dan lucu.
“Namanya Andi Ahmad, panggilannya Andi”, kata Ceu Kokom sambil meraih bayi, menggendong dan mengeluarkan susunya dari bh untuk menyusui si bayi. Tapi bayinya tidak mau menyusu. Rupanya ia ngompol dan tidak nyaman karena pempersnya penuh pipis.
“Sekalian mandi saja ya sayang..”, kata Ceu Kokom pada bayinya sambil mencopot baju bayi. “Jar, isi baknya dengan air, terus tuangin air panas di teko ke bak mandi bayi, Andi mau dimandiin”, katanya kepadaku.

Aku ikut memandikan bayi. “Tititnya kecil ya..”, kataku.
“Namanya juga bayi”, kata Ceu Kokom. “Eh, bagaimana titit kamu? Sudah nambah panjang lagi nggak?”, Ceu Kokom tiba2 teringat dengan proyek pembesaran penisku.
“Tentu dong. Kan berkat saran Ceu Kokom”, aku meyakinkan bahwa penisku lebih panjang lagi.

Selesai memandikan, ia menyusui dan menidurkan kembali bayinya. Lalu ia bergegas menuju kamar mandi. “Aku mandi dulu ya..”
“Boleh lihat lagi seperti dulu nggak?”, aku keceplosan ngomong. Ceu Kokom terhenti langkahnya.
“Sebagai kenang2an”, kataku asal saja. Ceu Kokom memandangku,”Ayo.. Tolong tutup pintu depan”, katanya mengizinkan.
“Kamu bugil juga”, Ceu Kokom menyuruhku bugil sambil dia mencopot seluruh pakaiannya. Ada perubahan sedikit saat melihat tubuh bugil Ceu Kokom, sekarang sedikit lebih gemuk dan susunya membesar.

“Beda ya? Karena aku sudah punya bayi”, katanya menjelaskan walau aku tak bertanya. “Kamu juga beda, badanmu lebih tinggi, lebih berisi dan burungmu kelihatan makin besar dan panjang”. Lalu dia mandi.

Melihatnya mandi, aku jadi ngaceng dan dia tersenyum melihatku ngaceng. Dia mengacungkan jempol memuji penisku yang besar dan panjang. Tak tahan, aku menghampiri dan memeluknya dari belakang. Dia menoleh dan membiarkanku memeluk sambil meneruskan mandi. Kugerayangi susunya lalu turun kebawah menggerayangi bulu jembutnya. Saat menggerayangi vagina, Ceu Kokom sedikit membuka selangkangannya sehingga mudah bagiku menemukan itil dan lubang vaginanya.

Dari belakang aku menempelkan dan menggesek2kan penisku ke tubuh, pantat dan vaginanya. Ceu Kokom menghentikan mandinya, memegang penisku yang ada dibelakangnya, lalu menungging dan menempelkan ujung penisku tepat dilubang kemaluannya. Belum sempat aku bereaksi, ia memundurkan pantatnya sehingga penisku terdesak masuk ke vaginanya.

“Aah.. tititmu memang gede..”, katanya, lalu menggoyang2kan pantatnya.

Aku sendiri merasa nikmat dan tak percaya. Ini adalah vagina kedua yang aku masukin pada hari ini, dan pengalaman seks yang utuh yang kedua yang terjadi hari ini. Aku tak mau menyia2kan. Kupegang pinggulnya, lalu kusodok vaginanya dengan penisku dari belakang. Aku tak peduli Ceu Kokom mengaduh2 dan tangannya mencoba menahan sodokanku.

Ceu Kokom mengerang panjang tanda sudah puncak. Dan aku melanjutkan menyodok dari belakang. Karena capek nungging Ceu Kokom berdiri menghadapku, mengangkat kakinya satu dan menuntun penisku masuk ke vaginanya. Penisku menyodok vaginanya dengan posisi kami sama2 berdiri, ini pengalaman baru bagiku. Ceu Kokom memelukku dan aku terus mempercepat sodokanku. Sesekali aku menyodok sambil mencium dan menghisap susunya. hingga akhirnya maniku muncrat di dalam vaginanya. Aku serasa melayang.

Sesaat kudiamkan penisku didalam vagina Ceu Kokom, setelah loyo kucabut dari vaginanya. Karena posisi berdiri, banyak maniku menempel di penis, dan terlihat sebagian maniku keluar dari vagina Ceu Kokom. Kami akhiri permainan dengan mandi bersama dan saling menyabuni.

Selesai mandi Ceu Kokom memintaku untuk membelikan rokok dan es batu di warung yang letaknya cukup jauh. Waktu aku kembali, bapak dan adek sudah pulang. Rupanya aku disuruh beli agak jauh supaya rambutku kering dan menghilangkan kecurigaan.

Aku makan untuk memulihkan energi. Dan siang itu aku selesaikan keliling2 ke rumah tetangga untuk berpamitan.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar