Selasa, 24 Maret 2009

Seks Bertiga

Belakangan ini Reni sering pulang ke Jakarta disaat akhir minggu, karena ibunya kurang sehat, jadi aku pacaran tidak di malam minggu sebagaimana umumnya orang pacaran. Menjemput Reni minta diantar ke terminal karena mau ke Jakarta. Menunggu Reni berkemas, datang Tina teman roommate (kos2annya sekamar berdua) untuk menyampaikan bahwa Reni ke toilet dulu sakit perut, jadi nunggu agak lama. Ngobrol sejenak dengan Tina, dia minta aku antarin ke acara keluarga di vila omnya dipuncak.

Minggu berikutnya saat ngapelin Reni, ketemu Tina lagi dan pesan bahwa sabtu ini minta anterin ke vila puncak. Sampai di vila belum ada orang, tapi Tina bisa masuk karena megang kuncinya. Minta ditemenin nunggu kakak sepupu. Terima telpon bahwa kakak sepupunya datang telat. Melihat-lihat halaman dan kamar vila, nemu video. Aku tahu itu video porno karena ada tulisan xxx, tapi Tina tetap menyetel. Uups, segera dimatikannya. Kembali nunggu kakak sepupunya. Setelah agak gelap kakak sepupunya nelpon lagi bahwa dia tidak jadi datang. Nunggu dan Makan makanan yang sudah tanggung dibawa.

Selesai makan aku bersiap mengantar Tina pulang, tapi dia memutuskan untuk tidak pulang dan menawari aku untuk menemaninya. Sebagai sahabat aku ikut, toh besok tidak ada kegiatan. Kami jalan2 menikmati udara malam dingin pegunungan, membeli jagung bakar dan bajigur.

Selesai jalan duduk kecapekan di sofa, menyalakan tivi. Aku diminta tidur dikamar terpisah. Setengah jam kemudian aku bangun dan menyetel video porno. Sedang asyiik tiba2 Tina keluar aku segera pindah ke saluran tivi. Mendekatiku dan menegur, nonton bf ya, tadi kedengaran suaranya. Lalu dia mengambil remote dan memindahkan kembali ke saluran video. ‘wah dia mau nonton’. Baru semenit menonton dia mematikan video.

“Ulang dari awal ya”, lalu dia menyetel kembali video mulai dari awal.

Kami nonton berdua. Cukup lama kami nonton, aku ke toilet dan kembali duduk persis disebelah Tina. Kami meneruskan nonton, aku berbisik “aku jadi terangsang. Kamu?”
Tina memandangku. Diam dan mengangguk.

Karena anggukannya, aku merapatkan tubuh dan memeluk pundaknya. Desah di video terus menambah gairah. Tanganku meraba2 dadanya. Tina menarik napas dalam dan terus menyaksikan video. Aku menyusupkan tanganku kebalik baju dan mendapatkan bukit yang masih tertutup bh. Kuraba dan kuremas sejenak, lalu aku singkapkan bh sehingga tak lagi menutupi bukit susunya. Dibalik baju itu tanganku leluasa meremas2 susu Tina.

Napasnya semakin tak karuan. Lalu tanganku berpindah mengelus2 pahanya. Ketika tanganku menyentuh celana dalamnya, dia memeluk dan mencium bibirku. Kami berciuman, tanganku meraba2 vagina dibalik cd, tangannya tak mau kalah, meraba2 selangkanganku mencari penis dibalik celanaku.

Sambil berciuman kurebahkan dia di sofa. kubuka kancing baju, dan kuciumi susu2nya. Tina mengangkat kepalaku, menatapku, mencoba mencari tahu apakah aku yakin dengan apa yang akan kulakukan. Aku menciumnya dan kembali menciumi susunya. Tina terangsang hebat. Saat itulah kubuka celana dalamnya dan memainkan tanganku di vaginanya. Tina semakin terangsang dan mendesah2. Kurasakan vagina Tina telah basah, menunjukkan kesiapannya. Kuperosotkan celanaku sehingga penisku menyembul, dan kubimbing tangannya memegang penisku yang sudah tegang.

Dengan cepat aku membuka baju dan celanaku hingga bugil, dan kubantu Tina mencopot seluruh pakaian hingga bugil. Dalam keadaan terlentan bugil, kudengar degup jantung Tina bergetar kencang. Aku tak mau membuang2 waktu, kutindih badannya sambil kucium. Lalu kupegang penisku mengarah ke vaginanya dan perlahan kutekan masuk. “mmph..” sambil ciuman, mulutnya mendesah.

Kutekan terus hingga tertanamlah seluruh penisku. “Mmph..” kembali mulutnya bergumam. Tina melepaskan ciuman lalu berteriak singkat “Aww..” Dia menatapku. Aku tak mempedulikan tatapannya, kucabut penisku dari vaginanya. Sepintas kulihat penisku, ada darah. Melihat gaya dan kemahirannya, kukira ia sudah tidak perawan, tetapi ternyata dia masih perawan. Aku jadi bingung.

Tiba2 tangannya memegang pantatku dan menekan sehingga penisku masuk lagi ke vaginanya. Kenikmatan luar biasa, aku lalu berinisiatif menggoyang2kan pantat sehingga penis bergerak keluar masuk vagina. Cukup lama kami bergoyang di sofa, hingga akhirnya Tina mencapai puncak, dan aku menyusul tak lama kemudian.
Tina memelukku erat dan akupun memeluk erat. Kami saling diam seribu basa.

“Jar, aku sudah tidak perawan lagi,” tiba2 Tina memulai pembicaraan sedikit berbisik. Aku diam.
“Kamu bingung sama Reni ya?” tanyanya. “Ya”, jawabku pelan.
Tina diam, akupun diam. Lalu dia menepuk2 pundakku, mengangkat kepalaku dan menatapku. Dengan sedikit senyum dia berkata, “ini salahku. Gara2 aku minta diantar. Aku memanfaatkan kamu saat Reni tidak ada. Padahal aku tahu kamu pacar Reni dan Reni sayang sama kamu.”
“Reni juga sudah kamu tiduri?”, tanyanya. Aku mengangguk. Padahal aku belum pernah meniduri Reni, aku hanya tidak ingin Tina menyuruhku memutuskan Reni.
Tina menarik napas panjang. Aku masih diam. Lalu Tina memelukku.

“Mau kubuatkan indomie?” dia mengalihkan pembicaraan. Aku mengangguk karena juga ingin segera bertukar topik. Tina berdiri, mengambil tisu dan membersihkan vagina, dan menunjukkan tisu yang merah karena darah perawannya. Lalu mengambil tisu lagi dan membersihkan penisku, lalu menunjukkan tisu yang juga ada bercak darah perawan. Aku terdiam, Tina tersenyum menuju ke dapur dalam keadaan bugil dan aku mematikan video, lalu membantu Tina membuat indomie. Kami makan sambil bugil, lalu membersihkan badan bersama2, dan tertidur.

Esok pagi, aku bangun dan melihat Tina masih tertidur lelap. Cantik dalam damai. Aku menyiapkan teh hangat untuk kami. Dia terbangun dan tersenyum, lalu beranjak. Saat berjalan, jalannya agak kaku. Selangkangannya masih terasa sakit setelah bersetubuh. Saat sarapan yang kubeli dari warung pinggir jalan, kami berbicara canggung dan berusaha membahas topik2 lain, selain kejadian tadi malam. Setelah sarapan kami memutuskan untuk kembali ke Bogor.

Sorenya aku menjemput Reni dan mengantar ke tempat kosnya. Kulihat Tina sedang belajar diruang tengah, menyambut Reni dengan cium pipi. Begitulah setiap aku menjemput dan mengantar Reni, Tina bertindak wajar kepada teman sekamarnya itu.

Jumat sore berikutnya, Reni kembali ke Jakarta dan aku ke rumah kosnya untuk mengantar ke terminal bis. Saat berpamitan dengan Tina, Tina berkata, “Ren, besok aku pinjam pacarmu nganter ke rumah om ya”.
“Oke, tapi jangan dipegang2 ya..”, kata Reni bercanda. Mereka tertawa dan saling cium pipi. Lalu Tina berkata kepadaku, “besok ada waktu ngantar aku kan?”, aku melihat Reni. Reni yang menjawab, “Ada kok, bisa kok”.

Sabtu, kembali aku mengantar Tina ke vila di puncak. Janjinya hanya mengantar saja, tetapi sesampai di vila, Tina langsung memegang tanganku dan merebahkan kepalanya didadaku. Aku tergagap. Tina seolah tak peduli dan berusaha menciumku.
“Tina”, kataku pelan.
Tina menarik napas dan tersenyum. “aku rindu Jar”, katanya.
“Aku pacarnya Reni”, kataku mengingatkan.
“Aku tahu dan tak akan merebut pacar temanku. Aku tidak mau hubungan kalian rusak. Aku cuma rindu kejadian minggu lalu. Hampir tiap hari aku terbayang2 berhubungan seks dengan kamu”. Aku menatapnya tajam, matanya berkata apa adanya.
“Oke, kita cari makanan dulu yuk”, aku coba mencairkan suasana dulu.
Kami mencari makan dan makanan yang bisa dibawa ke vila.

Malam itu kami merasa canggung, hanya pegang2 tangan dan berpelukan. Aku tak mau mendahului, sedangkan Tina tak tahu harus mulai dari mana. Akhirnya dia mendapat ide, dikamar ada beberapa video porno.

“Belum nonton yang ini kan? Kita nonton yuk”, dia memutar salah satu video porno itu.

Aku duduk dan diapun duduk disebelahku. Saat adegan berlangsung tangannya aktif membelai2 celanaku, aku membelai2 rambut dan dadanya. Tina lebih aktif lagi, dia mencopot celanaku dan dengan gemas membelai2 penisku. Lalu dia mengikuti adegan di video dengan menciumi, menjilati, memasukkan penis ke mulutnya, mengemut dan menghisap. Aku terangsang dan tegang, tanganku menyusup mencari susu dan putingnya, lalu membelai dan meremas2. Selanjutnya Tina merebahkanku, membuka baju dan celanaku, lalu membuka baju dan celananya sendiri sehingga kami sama2 bugil. Dia duduk diatasku dan memasukkan penisku kedalam vaginanya. Dan dengan gairah dia meliuk2kan badan dan pantatnya menikmati hubungan ini.

Malam itu berkali2 kami mencapai puncak. Tina aktif mengajak berhubungan dengan berbagai posisi. Dia juga sangat senang memainkan penisku. Dan kami hanya berpakaian kalau keluar vila, selama didalam vila kami melakukan aktivitas dengan berbugil ria.

Setiap Reni pergi ke Jakarta, Tina mengajakku ke puncak dan melakukan hubungan seks. Dia menikmati hal ini.
Hari itupun kami kembali ke vila dan berbugil ria didalamnya. Dan sebagaimana biasa malam itu kami nonton film porno yang baru. Ketika asyik nonton film porno, tiba2 pintu depan terbuka dan ternyata Lisa, kakak sepupunya datang dari Jakarta. Aku heran kok kami tidak mendengar kedatangannya. Lisa kaget melihat kami sedang bugil. Kami segera lari ke kamar mengambil baju dan berpakaian. Lisa mengikuti. Kami memandangnya dengan tegang. Lisa berbalik dan duduk didepan tivi yang sedang diputar film porno. Tina dan aku ragu2.

Akhirnya Tina menghampirinya, “Kak, kok kesini gak bilang2?”
“Lagi bĂȘte di rumah jadi aku pinjam kunci dan kesini untuk menyendiri”, kata Lisa.

“Kamu lagi nonton bf ya. Sini terusin nontonnya. Cowokmu juga”, dia memerintah. Tina tak berkutik dan memanggil aku dengan tangannya untuk kesini. Lalu memperkenalkan aku kepada Lisa. Lisa memperhatikanku, aku agak risih karena dibalik celana pendek, penisku masih ngaceng. Saat aku duduk, Lisa minta aku duduk ditengah antara Lisa dan Tina.

Di tivi sedang berlangsung adegan pemanasan sex antara satu laki2 dan dua wanita.
“Oo ternyata bisa bertiga ya..”, Lisa mengomentari adegan video.
“Pas dong. Kita juga bertiga”, katanya. Aku kaget dan melihat ke Tina yg tampak diam tak berkomentar. Masih merasa tidak enak karena kepergok bugil berduaan denganku.

Lisa mengikuti adegan di video dengan mengelus2 penis dibalik celanaku, Tina diam saja. Lalu Lisa memerosotkan celanaku dan meraih penisku yang tegang, lalu langsung mengulumnya. “Ayo Tin, di tivi juga diemut berdua”, Lisa mengajak Tina untuk ikut mengulum penisku bergantian. Tina memandangku, aku hanya mengangkat bahu. Akhirnya Tina ikut Lisa memainkan penisku.

Lisa terus menyuruh Tina dan aku mengikuti adegan video. Akhirnya aku menyetubuhi kedua wanita itu bersamaan. Penisku bergantian masuk ke vagina Tina dan Lisa dengan posisi mengikuti adegan video. Ada pengalaman baru bagiku, dalam waktu bersamaan bisa merasakan dua pasang susu dan dua vagina yang berbeda. Susu yang besarnya berbeda, susu yang warna dan besarnya pentil berbeda. Vagina yang sempitnya berbeda, yang dalamnya berbeda, yang pemandangan luarnya, bibir vagina dan bulu jembutnya berbeda. Aku menikmati keempat susu bergantian dan menikmati memindah2kan penis ke kedua vagina itu.

Belum selesai adegan di video Lisa sudah memuncak dan lemas, Tina menyusul. Aku mempercepat orgasme, kupilih untuk mengeluarkan mani di vagina Lisa. Untunglah kami cepat selesai, karena adegan berikut adalah memasukkan penis ke lubang anus ke dua wanita secara bergantian. Hii.

Setelah itu kami membeli makan malam, dan disaat makan kami banyak ngobrol ngalur ngidul, termasuk tentang film porno tadi dan kebiasaan sex Lisa. Rupanya Lisa telah bersuami dan beda kota. Malam itu aku tidur sendiri sedangkan Lisa dan Tina tidur bersama. Dini hari Tina menghampiriku dan mengajak berhubungan seperti biasanya. Saat sedang asyik berhubungan, Lisa datang dan langsung bergabung. Ahh, jadi bertiga lagi deh.. Asyiik.

Sejak kejadian itu, Tina tidak pernah mengajakku ke vila puncak lagi. Dia mengatakan bahwa petualangan kita sudah berakhir. Tina tak diberi kunci vila, dan bila ke vila harus kasih tahu Lisa. Tina tak mau aku jadi budak nafsu Lisa.

Tak akan yang ada buka rahasia sex bertiga ini. Aku diancam akan dilaporkan ke Reni, Tina diancam akan dilaporkan ke keluarganya, Lisa diancam akan dilaporkan ke suaminya.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar