Jumat, 24 April 2009

Hipnosex

Liburan kenaikan kelas kali ini aku akan mengunjungi orangtuaku di Bengkulu. Sambil menunggu di terminal bis aku kepikiran masalah ruwet cintaku ke Reni dan Yuni.
“Bangkunya kosong ya dik”, suara ibu2 membuyarkan pikiranku. Aku menyingkirkan tasku dari bangku dan mempersilahkan ibu itu duduk. Lalu kami ngobrol sedikit. Ibu itu mau ke Lampung dan ini yang pertama kali. Dia minta tolong aku untuk belikan tiket. Aku tawarkan beberapa bis yang ke Jakarta dan lewat Lampung, dia memilih salah satu bis eksekutif AC.

Aku antarkan ibu itu ke loket bis dimaksud. Ibu itu menepuk pundakku dan berkata, “Dik, saya belum pernah jalan jauh sendiri. Kalau kamu tidak terburu2 ke Bengkulu, boleh antar saya ke Lampung, nanti dari Lampung ke Bengkulu. Saya bayarin tiketnya”.
Karena memang tidak terburu2, aku mengiyakan, lalu ibu itu membeli 2 tiket, dan aku mengembalikan tiket perjalananku Padang-Bengkulu. Kursi di dalam bis hanya ada beberapa baris, setiap baris ada 3 kursi, 2 di kanan dan 1 di kiri, kami duduk di bangku paling belakang dekat toilet.

Menjelang sore bis berangkat. Kami ngobrol biasa, ternyata ibu itu bernama Arum, 32 tahun. Sekitar jam 7 malam bis mampir di rumah makan. Makanku dibayarin bu Arum. Bis berangkat lagi malam itu, dan dalam keadaan kenyang penumpang mulai ngantuk dan tidur. Kursi bis itu bisa direbahkan sehingga nyaman buat tidur. Bu Arum juga tidur dan akupun tidur.

Ditengah tidur aku terbangun karena Bu Arum mau ketoilet. Selesai dari toilet Bu Arum menepuk pundakku agar pindah kursi. Aku pindah kepinggir jendela dan dia yang di gang, dan bersiap2 tidur lagi. Bu Arum merebahkan kepalanya di dadaku, tangannya memeluk perutku. Kubiarkan. Tak lama tangannya bergeser mengusap2 celanaku persis ditempat penis. Kubiarkan. Lalu dia membuka retsleting celanaku, menyingkap celana pendekku dan mengeluarkan penisku. Kubiarkan. Dan dalam kegelapan bis yang sedang melaju Bu Arum membelai, menciumi, mengemut dan mengocok dan menghisap penisku. Kubiarkan.

Permainan kami tidak ada yang melihat, karena para penumpang bis sedang terlelap tidur. Dan diseberang bangku kami adalah pintu belakang bis, jadi tidak ada penumpang yang sejajar dengan kursi kami. Bis terus berjalan dan aku terus menikmati permainan tangan dan mulut Bu Arum pada penis. Tanganku mulai beraksi menyusup kedalam baju Bu Arum dan mencari susunya. Setelah dapat, ternyata susunya masih kenyal dan putingnya terasa besar dan tegak. Tanganku meremas2 susu dan memainkan putingnya.

Setelah puas, Bu Arum berdiri, mengangkat roknya dan menyingkap celana dalamnya sehingga vaginanya terlihat. Dia menyodorkan kekepalaku, maka kubelai2 vaginanya. Bulunya lebat sekali sampai ke bibir vagina, itilnya tidak terlalu besar, sedangkan lubang vaginanya basah dan bergerak2 mengempot2. Kumainkan itil dan lubang vaginanya dengan jariku, Bu Arum menggelinjang2 tanpa bersuara.

Bu Arum bergerak mengangkangi selangkanganku. Karena jumlah kursinya sedikit, maka setiap penumpang mendapat tempat yang cukup luas. Dan cukup nyaman bagi bu Arum duduk diatasku yang sedang rebahan dikursi. Bu Arum segera memegang penisku dan meluruskan ke vaginanya, lalu blesss.. tanpa basa-basi langsung menekan pantatnya hingga penisku langsung masuk seluruhnya dan menyentuh bagian dalam vaginanya. ‘mmmphh’, bu Arum menahan suara erangannya.

Diam sejenak merasakan seluruh penisku masuk ke vaginannya. Lalu segera bu Arum menggenjot pantatnya berulang2. Penisku dengan tenangnya keluar masuk vaginanya. Karena vaginanya sudah mulai basah, terdengar suara cleps cleps cleps, setiap penisku menusuk kedalam. Namun suara mesin bis dibelakang dan membuat suara permainan seks kami tak terlalu terdengar.

Bis berbelok ke kiri kekanan, badan kami terguncang, tetapi penis dan vagina kami tidak peduli dan terus saling berpagut. Sampai akhirnya bu Arum menggoyang pinggulnya dengan cepat lalu menekan kebawah dengan kencang. Aku tahu sebentar lagi bu Arum akan orgasme, maka akupun mempercepat sodokanku. Terdengar bu Arum menghela napas berat lalu lemas terduduk diatas selangkanganku. Dan tak lama kemudian aku merasakan penisku memuncratkan mani cukup banyak didalam vagina bu Arum.

Bu Arum mengambil beberapa tisu dari tasnya. Sambil beranjak dari selangkanganku, dia membersihkan cairan dan mani yang membasahi vaginanya. Lalu dia mengambil tisu lagi dan membersihkan cairan dan mani di penisku dan sekitarnya. Dia mencium penisku sebentar lalu merapikan celana dalam dan menutup retsletingku. Bu Arum mengambil minum untuk kami berdua. Lalu kami terlelap tidur kembali.

Aku terbangun karena pundakku ditepuk2 bu Arum. Dia membangunkanku dan mengajakku ke toilet. Kuikuti dia kedalam toilet dan pintu dikunci. Didalam toilet yang sempit itu dia membuka kancing bajunya dan mengendorkan bh nya sehingga susunya terlihat. Bukit kembar yang cukup besar tapi masih menantang. Kepalaku ditarik kearah susunya dan aku segera menciumi dan meremas kedua susu itu secara bergantian.

Bu Arum kembali mencopot celanaku sehingga penisku terlihat. Walaupun masih loyo, dia tetap mengemut dan membelai2 penis. Tanganku tetap meremas susu2nya. Aku mulai terangsang dan penisku mulai membesar dan mengeras. Bu Arum berdiri dan mencopot celana dalamnya. Dia mengangkat roknya dan mengangkat kakinya diletakkan di atas wc. Vaginanya terlihat dan terbuka lebar.

Tanpa membuang kesempatan kuarahkan penisku ke vaginanya. Dalam posisi berdiri di toilet bis yang sempit, penisku masuk dan keluar dan masuk ke dalam vaginanya. Aku terus menggenjot sambil memainkan susunya dan sekali2 menciumnya. Karena pegal, bu Arum menurunkan kakinya. Dia membelakangiku sehingga aku menyodokkan penis masuk ke vaginanya dari belakang. Itupun bu Arum dengan posisi yang agak berdiri.

Bus berbelok lagi kekiri dan kekanan. Sambil berpegangan seadanya dan menahan ke dinding toilet, kami terus saling menggenjot. Sampai akhirnya kami memuncak hampir bersamaan. Dalam kelelahan kami saling berpelukan. Lalu bu Arum memakai cd dan merapikan bh dan bajunya, akupun merapikan celanaku. Kami keluar dari toilet dan mendengar kami keluar, ada bapak2 berdiri dari duduknya lalu terburu2 berjalan menuju toilet. Mungkin dia sudah mengunggu dari tadi. Bu Arum dan aku duduk kembali dan langsung tertidur pulas.

Kami terbangun karena dibangunkan oleh awak bis. Ternyata hari sudah pagi dan bis berhenti di rumah makan, memberi kesempatan penumpangnya untuk sarapan. Biasanya penumpang juga memanfaatkan saat istirahat ini untuk mandi pagi. Untuk sarapan dan mandi, bis akan berhenti sekitar 1 jam. Merasa lemas karena semalam bersetubuh dua kali, kami langsung sarapan. Sementara penumpang lain memilih untuk mandi dulu.

Selesai sarapan, bu Arum menepukku mengingatkan untuk mandi. Banyak kamar mandi tersedia, kami berjalan ke tempat paling ujung dan masuk ke kamar mandi yang bersebelahan. Ternyata batas kamar mandi hanya disekat setengah tembok. Bu Arum menyuruhku untuk menyeberangi tembok yang tingginya dua meter lebih. Memanfaatkan bak mandi, susah payah aku menyeberang ke kamar mandi bu Arum.

Sesampai dikamar mandi, bu Arum menepukku untuk segera mencopot baju. Dia juga segera mencopot baju. Kami sama2 bugil. Ternyata tubuh bu Arum masih mulus dan padat. Bahkan bentuk dan ukuran badannya sangat mirip dengan Yuni. Kuperhatikan lagi, susu dan vaginanyapun mirip Yuni. Tanpa menunggu lama aku melahap bu Arum. Kamar mandinya cukup lega, sehingga kami bisa leluasa melakukan berbagai posisi seks. Karena takut tertinggal bis kami tidak lama bermain seks. Aku kembali menyeberang kekamar mandi sebelah.

Bis berjalan lagi dan sore itu tiba di Lampung. Bu Arum membelikan aku tiket bis ke Bengkulu. Setibanya di rumah orangtua di Bengkulu, aku disuruh mandi. Saat mandi itu aku merasakan air begitu segar dan aku tiba2 merasakan selangkanganku pegal sekali. Tentu saja aku ingat karena aku tiga kali bermain seks dengan bu Arum. Tetapi yang aku herankan, mengapa aku mau begitu saja diajak bermain seks dengannya. Dan aku juga heran mengapa tubuh bugil bu Arum sama persis dengan tubuh bugil Yuni.

Selesai mandi aku berpakaian dan heboh sendiri; seluruh uang yang ada di dompet dan di tasku hilang. Ibu membantu mencari tapi tidak ketemu. Kuceritakan bahwa aku berbaik hati menemani seorang ibu2 ke Lampung baru ke Bengkulu, semua biaya ditanggung oleh ibu2 itu. Ibuku tertawa dan mengatakan bahwa aku dihipnotis, sehingga ibu2 itu leluasa menggerayangi dompet dan tas bawaanku. Tapi ibu menghiburku karena yang penting aku bisa sampai ke rumah orang tuaku yang sudah hampir dua tahun tidak kujenguk.

Aku membereskan tasku, disana masih ada tiket bis Padang-Lampung atas namaku dan Bu Arum. Ah, bu Arum telah memberiku hipnosex, bermain seks dibawah pengaruh hipnotis. Pantesan tubuh bu Arum bisa segar seperti Yuni.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar