Jumat, 24 April 2009

Kursus Seks

Rapotku rangking dua dikelas, tapi rangking duapuluh untuk seluruh kelas satu. Nilainya biasa2 saja, yang istimewa hanyalah nilai matematikaku terbaik di seluruh kelas satu. Hal ini yang menyebabkan di kelas dua aku dijadikan asisten oleh Pak Darman guru matematika. Tugasku memeriksa nilai2 anak kelas satu. Sepulang dari sekolah, hampir setiap hari Pak Darman mengajar kursus privat matematika untuk SMA dan SMP di rumahnya. Dia punya ruang kelas yang bangunannya terpisah dari rumahnya, dengan halaman yang penuh bermacam pohon buah2an.

Waktu itu Pak Darman harus mengikuti penataran dari Dinas Pendidikan, yang dilaksanakan setiap selasa dan kamis siang, selama sebulan. Sehingga kursus matematika yang diadakan pada hari2 itu tak bisa terlaksana. Pak Darman menawarkan aku menjadi pengganti sementara untuk mengisi kursus itu. Yang hari selasa adalah kursus matematika untuk anak kelas 3 SMP, sedangkan yang kamis adalah untuk anak kelas 1 SMA. Aku setuju dan dua kali seminggu memberi kursus matematika pada mereka.

Pada Selasa minggu kedua, seusai memberi kursus matematika, sekitar 20an peserta kursus berhamburan keluar, kecuali empat siswi. Salah seorang dari mereka, Vira, menghampiriku, “Kakak bisa kasih kursus biologi?”, tanyanya.
“Bisa saja. Tapi biologi kan gampang, cuma hapalan, tidak perlu kursus”, kataku sambil membereskan bahan pelajaran.
“Sekarang topiknya tentang perkembang biakan. Kami susah pahamnya”, kata Vira.
Aku melihat mereka semua. “Memangnya semua tidak ngerti?” tanyaku.
“Susah Kak”, kata mereka hampir serempak.
“Oke deh. Kakak siapkan bahannya dulu. Minggu depan setelah kursus matematika, kita lanjut dengan kursus Biologi disini”, jawabku
“Kalau hari kamis bisa nggak Kak? Kalau gak bisa disini, di rumah Ranti juga boleh, dia punya kamar belajar”, kata Vira
“Oke deh. Aku tanya ke Pak Darman, kalau bisa disini, disini saja”, kataku.
“Ini bahan pelajarannya Kak”, Vira memberikan buku Aku Ingin Punya Adik. Lalu kami pulang kerumah masing2.

Sampai dirumah kubaca buku yang diberi Vira. Astaga, ini sih buku tentang reproduksi manusia. Menjelaskan bentuk dan fungsi alat kelamin ayah dan ibu, lalu bagaimana ayah berhubungan dengan ibu, lalu ibu mengandung dan melahirkan, lalu menyusui anaknya, lalu membesarkan dan menjadi adik. Gambar2nya sangat gamblang. Mungkin belum cocok untuk anak SMP. Tetapi bila kuingat, waktu SMP aku sudah menonton film porno, dan sudah mendapat pelajaran seks.

Hari kamis setelah memberi kursus matematika untuk kelas 1 SMA, Vira datang ke rumah Pak Darman menemuiku. “Kak ada 3 orang lagi yang mau ikutan kursus biologi. Jadi kursusnya di rumah Ranti saja. Mereka sudah menunggu disana”, katanya lalu menjelaskan alamat dan jalan menuju rumah Ranti.

Kedatanganku ke rumah Ranti disambut Vira dan diantar ke salah satu ruang yang katanya ruang serbaguna keluarga. Disana telah ada 7 siswi duduk lesehan di karpet, 4 anak kelas 3 SMP dan 3 lagi anak kelas 2 SMP Katanya sih mereka satu geng. Selebihnya aku merasakan suasana sepi di rumah itu. Saat kutanya, ternyata memang Ranti anak tunggal dan orangtuanya sedang ke Medan, sedangkan beberapa temannya menginap menemani Ranti. Merasa tidak enak, aku bermaksud membatalkan kursus tetapi ditahan oleh mereka. “Please..”. “Iya, please Kak..”, kata mereka. Akhirnya aku mengalah.

“Jelasin yang sejelas2nya ya Kak. Soalnya ada yang sudah punya pacar nih”, kata Beti, salah satu dari mereka. Maka aku mulai menjelaskan mengenai proses perkembang biakan manusia. Mereka menyimak ceritaku dan visualisasinya. Dan setelah itu, seperti biasa, aku mempersilahkan mereka untuk bertanya kalau ada yang belum jelas.

“Apakah kami ada yang sudah bisa hamil?” tanya Eti.

Aku suruh mereka berjejer dari kiri ke kanan berurutan dari yang paling muda sampai yang paling tua. Ternyata umur mereka antara 13 sampai 15 tahun. Vira yang paling senior, 15 tahun kurang 4 bulan. Intan yang paling muda, 13 tahun lebih 3 bulan. Tetapi secara fisik, Beti yang paling kecil. Kutanya apakah ada yang sudah menstruasi, mereka menjawab sudah semua. Apakah mereka suka sama cowok, dijawab suka semua, dan tersebutlah nama2 bintang film dan penyanyi idola dalam negeri dan luar negeri. Belakangan ini mereka memang mendapat pendidikan pengenalan seks, makanya mereka ingin tahu lebih dalam lewat kursus ini.

“Apakah ada yang sudah terangsang untuk berhubungan seks?”, aku bertanya lagi. Mereka saling memandang, jawaban mereka beragam “Iya kali ya”, “Nggak tahu”, “Nggak kayaknya”.

“Bagaimana tandanya orang terangsang?” tanya Vira.

Aku menghampiri Vira, kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Vira gelagapan, yang lain melongo. “Bagaimana rasanya?”, tanyaku. Vira belum bisa menjawab. “Sekarang tutup matamu, nanti kakak cium lagi”.
Vira menutup mata lalu kucium lagi bibirnya, agak lama. Siswi yang lain melongo lagi dan memperhatikan. Kudengar nafas Vira mulai cepat dan jantungnya berdetak, maka kuhentikan ciuman. “Bagaimana rasanya?”
“Deg degan”, kata Vira.

“Nah itulah tanda terangsang. sekarang yang lain gantian. Nanti kakak cium. Yang dicium menutup mata, yang tidak dicium boleh melihat bagaimana cara ciuman. Jadi nanti kita tahu siapa yang bisa terangsang”, kataku. Maka mulailah aku menciumi bibir 6 siswi lainnya satu persatu. Asyik juga mencium beraneka bentuk bibir dan reaksi mereka berbeda-beda. Dan mereka tampak bersemangat dan jantungnya berdegup kencang.
“Ferina sudah punya pacar dan pernah ciuman ya?”, aku menyimpulkan karena cara ia menerima ciuman dan membalas menunjukkan bahwa dia pernah berciuman. Ferina mengiyakan.

Selesai menciumi 7 siswi, Vira bertanya, “Terus apa Kak?”
“Tanda cewek yang terangsang itu terlihat dari pentil susunya yang mengeras”, kataku. Mereka saling memandang dan memegang susu masing2. Aku segera menghampiri Vira, “Coba lihat susumu”, kataku. Vira ragu. “Katanya mau tahu terusannya”, aku memancing. Dan akhirnya Vira membuka kancing bajunya dan menyingkapkan bh putihnya, lalu tampaklah kedua susunya. Besarnya sekepalan tangannya, ukuran yang pas untuk usianya. Kulitnya coklat muda dan putingnya kecil berwarna coklat.

“Sekarang Kakak coba merangsang susu. Vira boleh melek boleh juga merem supaya lebih terangsang”, kataku. Vira memilih merem. Maka kuelus2 kedua susunya yang sudah mulai membesar, kumainkan pentil susunya dengan jariku. Selanjutnya kuciumi susu2 itu, kujilati, lalu kumainkan pentilnya dengan mulutku dan kuhisap2. Degup jantung Vira semakin mengencang. “Nah ini tandanya Vira terangsang”, kataku.

Siswi lain terdiam terpaku melihatku menciumi susu Vira, sebagian menelan ludah. Lalu kusuruh siswi lainnya menunjukkan susunya. Ada yang malu2 karena merasa ukurannya kecil. Kukatakan ukuran susu tidak mempengaruhi rangsangan, tetapi sensor rangsangan ada di kulit susu dan di pentilnya. Akhirnya mereka membuka baju dan menyingkap bh, sebagian siswi yang susunya baru tumbuh tidak memakai bh dan hanya memakai kaos dalam top tank.

Aku menikmati pemandangan susu yang ukurannya beragam, tetapi semua masih kecil, hanya ada 2 siswi yang susunya lebih besar dari Vira, yaitu susu Ferina dan susu Ratna. Warna pentilnya juga beraneka, ada yang agak pink ada juga coklat kehitam2an. Lalu kulakukan hal yang sama kepada mereka, mengelus, meremas, mencium dan menghisap.

Lucu juga menggengam dan menghisap susu yang keci. Baru kubuka mulut, seluruh bagian susu sudah masuk kedalamnya. Lidahku memainkan pentil susu yang ada didalam mulutku. Kucoba menghisap sekuat mungkin agar pentil susunya mancung mengeras. Hasilnya, mereka semua menjadi deg2an tak keruan. Tentu saja mereka terangsang karena mereka semua sudah mens, yang artinya memang sudah bisa terangsang.
“Kalian semua ternyata sudah bisa terangsang, jadi kalian semua bisa hamil. Demikian pelajaran biologi hari ini”, kataku menyimpulkan.

Karena masih terangsang dan bergairah, mereka minta untuk diteruskan pelajarannya. “Masa cuma ngemut susu bisa hamil?”, Ferina bertanya sekaligus protes.
“Maksudnya?”, tanyaku.
“Kan harus ada alat kelamin baru bisa hamil”, sahutnya, didukung oleh yang lain.
“Betul. selain susu, tanda cewek terangsang juga terlihat di memeknya. Memek yang terangsang dan siap dihamili adalah memek yang basah dan merekah”, jawabku.
“Coba lihat punya masing2”. Aku minta mereka untuk menunjukkan vagina. Mereka ragu2, dan selalu Vira dulu yang berinisiatif. Ia menyingkap rok dan memelorotkan celana dalamnya sedikit. Yang lain mengikuti, ada yang mengangkat rok dan menyingkap celana dalam, ada yang memelorotkan celana dan menyingkap celana dalam.

Lalu kusuruh Vira untuk merebahkan diri dan mengangkat kedua kakinya, sehingga vaginanya terlihat jelas. Aku mengamati vaginanya. “Tuh lihat, memek Vira sudah basah dan sudah agak merekah sehingga terlihat itil dan lubang memeknya”, aku menjelaskan dan siswi2 itu melihat vagina Vira.

“Sekarang coba kakak lihat yang lainnya”. Maka mereka semua merebahkan diri terlentang dan mengangkat kakinya keatas. Aku memperhatikan satu persatu vagina mereka. Vagina2 itu masih mungil2 dan belum banyak bulunya. Warna vaginanya bermacam2 dari pink hingga hitam. Tebal bibirnyapun bermacam2. Aku menyimpulkan, Vira yang paling siap, yang banyak cairannya dan vaginanya sudah membuka sendiri. Sedangkan Intan yang paling kurang siap. Kuminta Vira dan Intan berjejer dan menyuruh siswi2 itu untuk melihat dan membandingkan vagina yang paling siap dan yang kurang siap.

“Kalau yang belum siap, gimana supaya bisa siap?” , mereka bertanya.
“Ya harus dirangsang lagi sampai siap”, jawabku
“Caranya?” tanya mereka ingin tahu.

Karena vagina Intan yang belum siap maka kusuruh ia terlentang lagi. Melihat posisi celana dalam yang masih dipaha dapat mengganggu praktek, kuminta Intan mencopot celana dalamnya, lalu roknya disingkap keperut. Paha Intan merapat menutupi vaginanya, kuminta kakinya untuk dibuka. Aku segera menghampiri selangkangan Intan dan kuminta yang lain memperhatikan.

Lalu mulailah aku merangsang vagina Intan. Mulai dari membelai bulu dan bibir vagina, mencari dan memainkan itil, menciumi vagina dan menjilati seluruh bagian vagina. Intan merem melek dan mendesah “Aww.. ahh..”. “Intan kenapa? enak ya?”, yang lain bertanya. Kakinya menutup menjepit kepalaku. Kurenggangkan lagi agar terlihat oleh semua siswi. Para siswi melihat dengan berbagai reaksi, ada yang jijik ada juga yang pingin.

“Nah sekarang memek Intan sudah siap. Coba sekarang Beti. Copot dulu celana dalamnya”. Kulakukan hal yang sama terhadap Beti dan supaya adil kumainkan juga vagina siswi lainnya. Lidahku menyapu itil yang besarnya berbeda. Itil Beti paling besar dan itil Ferina paling kecil. Lidahku juga merasakan cairan asin vagina yang berbeda2.

Mereka semua sudah mabuk kepayang dan bergairah. “Kalau yang punya laki2, bagaimana terangsangnya?”, tanya Vira. Aku mengangkat bahu yang berarti tidak mau menjawab.
“Kakak curang, mana bisa perempuan hamil tanpa laki2”, kata mereka.

Akhirnya aku mencopot celana dan terlihat dibalik celana pendekku penis yang mulai terangsang. Siswi2 itu melihat serius dan menungguku memelorotkan celana pendek. “Ada yang sudah pernah melihat kontol?”, mereka menggeleng. “Cuma digambar”, kata Vira.

Aku copot celana pendek dan tampaklah penisku. “Woww..”, siswi2 itu bergumam.
“kok nggak ngaceng?”, Ratna bertanya. “Harus dirangsang”, kataku. “Bagaimana caranya?”, tanya Eti. “Dielus2 dan dicium”, kataku. Tiba2 semua siswi maju ingin mengelus penisku. “Gantian dong”, kataku. Mereka bergantian mengelus dan mencium penisku. Lama2 penisku membesar dan tegang. “Woww..”, mereka bergumam lagi.

“Tadi kakak menjilati memek kami, jadi kontol kakak juga boleh dijilat ya?”, Vira agresif bertanya.
“Ya, boleh dijilat dan diemut. Siapa mau duluan”, aku menantang dan Vira duluan meraih penisku menjilatinya lalu mengemutnya. Lalu yang lain bergantian.

“Ada asinnya”, kata Beti. “itu tandanya kontol kakak sudah terangsang dan sudah siap”, aku menjelaskan.
“Siap apa?”, tanya Intan. “Siap berhubungan seks”, jawabku. “Bagaimana caranya?”, tanya Vira memancing2
“Bagaimana kalau kita bugil semua”, aku mulai mencopot seluruh pakaianku. Lalu Vira bugil, lalu yang lain akhirnya mengikuti bugil.

Kusuruh lagi Vira tidur terlentang, aku mendekatinya, merangkak diatas tubuhnya. Jantung Vira berdegup kencang. Siswi yang lain melihat penuh ketegangan. lalu kutindih tubuhnya, semua siswi seperti menahan napasnya, melihat pemandangan laki2 bugil menghimpit wanita bugil. Kucium bibir Vira dan susunya. Vira merem melek dan jantungnya berdetak kencang.

Lalu kuluruskan penis ke vaginanya, kurenggangkan sedikit pahaku agar penisku dan vagina Vira bisa dilihat. Kusuruh siswi2 itu untuk melihat posisi penis dan vagina. Aku meraba lubang vagina Vira, ”Ini lubang memek. Waktu berhubungan seks, kontol dimasukkan ke lubang ini. Dengan posisi ujung kontol persis di lobang memek, tinggal didorong maka kontol akan masuk memek, lalu terjadilah hubungan seks, seperti penjelasan dalam buku”.
Aku menggoyang sedikit pantatku sekali sehingga menggesek bibir vagina dan itilnya. Dia menahan napas. Lalu aku beranjak dan berdiri meninggalkan Vira yang terlihat mulai berkeringat.

“Sekarang gantian yang lain”, aku memandang mereka. Intan segera merebahkan diri terlentang, ingin praktek duluan. Aku merayap diatas Intan dan menindihnya. Intan memejamkan mata dengan jantung yang juga bergetar kencang. Aku merenggangkan paha, “Coba ambil kontol kakak lalu tempelkan ke lubang vagina Intan”. Ranti meraih penisku dan diarahkan ke vagina Intan. Aku memberi aba2 untuk agak kebawah sedikit. Kugesek sekali.
Lalu gantian siswi lainnya kutindih satu persatu dan kutempelkan ujung penis kelubang vagina masing2, lalu digesekkan sekali. Setelah itu mereka terlentang semua, menunggu tindakanku.

“Nah dalam buku itu ada orgasme. Kakak akan ajarin bagaimana rasanya orgasme. Ayo Vira duluan lagi”, kataku.
Kembali, mulai dari Vira aku menindih dan menempelkan penis ke vagina. Lalu aku mulai menggenjot pinggulku dan menggesek2an penisku di vaginanya dan juga menggesek2 itilnya. Aku menggenjot berulang2 sambil meremas susu dan sekali2 mencium dan menghisap susunya.
Vira mendesah2 “ahh..ahh.ahh”. Karena memang sudah terangsang dari tadi, Vira segera orgasme. “a a a aahh..”, vira mengerang panjang dan memelukku erat “enak banget”, katanya pada teman2nya. Melihat Vira mencapai puncak yang lain semakin terangsang dan ingin orgasme juga.

Satu persatu kutindih dan kugesek2kan penis ke vaginanya. Beragam cara mereka mendesah nikmat dan beragam cara mereka mengerang mencapai orgasme. Lalu semua terlentang kecapean sambil saling tersenyum dan tertawa kecil. Aku sendiri juga merasakan nikmatnya menindih berbagai ukuran badan siswi2 itu, dan ingin juga mencapai puncak orgasme.

“Supaya terjadi pembuahan, yang laki2 juga orgasme. sekarang dicontohkan bagaimana kakak orgasme”, kataku. Kuminta Vira terlentang lagi dan kucumbu Vira seperti berhubungan seks, tetapi penisku hanya menggesek di vaginanya. Vira terangsang lagi akupun terangsang, kuteruskan dan kupercepat genjotanku. Sampai akhirnya aku merasa akan mengeluarkan mani. Segera kuangkat penisku dan kukocok dengan tangan.

“Lihat. Sebentar lagi kakak orgasme dan keluar mani”, mereka segera bangkit dari rebahnya dan memperhatikan penisku. Segera kukocok penis dengan cepat, dan .. crot..crot..crot.. maniku berhamburan di perut Vira. “Woww..” mereka terpana melihat mani keluar dari penis. Lalu memegang2 maniku yang putih kental.

Aku lemas, tapi berusaha menjelaskan sambil terengah2, “Nah, kalau air mani ini masuk ke memek kalian, kalian bisa hamil, bisa menjadi anak. Jadi hati2 jangan sampai hamil”.

“Kami masih perawan kan?”, tanya Intan. “Iya, karena tadi kontol kakak tidak masuk memek. Dan tidak ada darah perawan yang pecah”, aku menenangkannya.
“Terimakasih kakak”, kata Intan memeluk dan mencium pipiku. Yang lain ikut2an mengucapkan terimakasih, memeluk dan menciumku.

“Ayo, Sekarang semua membersihkan memek. Vira juga harus mengguyur mani diperut”, kataku.
Kami membersihkan diri, berpakaian. Kulihat wajah mereka tersenyum puas. Karena sudah mulai malam, kami memesan makanan. Vira dan Beti tetap tinggal karena akan menginap di rumah Ranti, mereka akan ditemani maktek (bibi) yang datang agak malam.

Demikianlah aku memberi kursus seks singkat dan dilengkapi praktek, kepada Vira, Ranti, Beti, Ferina, Intan, Eti dan Ratna. Setelah kejadian itu aku masih beberapa kali memberi kursus matematika kepada sebagian dari mereka, lalu kami tidak pernah bertemu.

Tahun berikutnya aku bertemu Ferina sebagai adik kelas di SMAku. Waktu kusapa, dia masih ingat aku yang memberi kursus seks. Menurutnya dulu itu karena rasa ingin tahu saja. Sekali lagi dia mengucapkan terimakasih karena aku tidak memanfaatkan kesempatan kelemahan mereka. Sehingga perawan mereka terjaga.

.

2 komentar:

  1. ANDA BUTUH IJAZAH UNTUK MENCARI KERJA - MELANJUTKAN KULIAH - KENAIKAN JABATAN ?!?!
    KAMI JASA PEMBUATAN IJAZAH SIAP MEMBANTU ANDA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN IJAZAH UNTUK BEKERJA ATAU MELANJUTKAN SEKOLAH / KULIAH.
    BERIKUT INI MERUPAKAN JASA YANG KAMI SEDIAKAN :

    - SMU:4.000.000
    - D3 :6.000.000
    - S1 :8.000.000

    * AMAN, LEGAL, TERDAFTAR DI UNIVERSITAS / KOPERTIS / DIKTI, BISA UNTUK MASUK(PNS, TNI, POLRI,BUMN, SWASTA).

    JUGA MELAYANI PEMBUATAN SURAT SURAT PENTING SEPERTI:SIM, STNK, KTP, REKENING BANK, SURAT TANAH, AKTE KELAHIRAN.BPKB, N1, SURAT NIKAH, DLL.

    SYARAT:KTP/SIM,FOTO BERWARNA DAN HITAM PUTIH,UNIVERSITAS YANG DITUJU,IPK YANG DIMINTA(MAX 3,50),TAHUN KELULUSAN YANG DIMINTA,ALAMAT PENGIRIMAN YANG DIMINTA.
    KIRIM KE : 085736927001.ku@gmail.com
    HUB : +6285736927001

    (HANYA UNTUK YANG SERIUS SAJA)

    Nb:Semua manusia berhak meiliki pekerjaan dan pendidikan yang layak,entah dari kalangan atas,menengah dan bawah.Maka dari itu kami ada untuk anda yang mebutuhkan ijazah atau surat-surat penting lainnya

    BalasHapus